Titus Brandsma: Riwayat Singkat dan Ajarannya
Halo, semua!
Pada 25 November 2021, Paus Fransiskus mengeluarkan promulgasi terhadap dekrit baru atas pengakuan mujizat yang terjadi lantaran devosi kepada Beato Titus Brandsma. Pengakuan tersebut membawa beato Karmelit ini selangkah lebih dekat dengan pemberian gelar kekudusan (santo). Tentu, ini adalah abar gembira bagi Gereja seluruh dunia, terutama Ordo Karmel, yang kehadirannya di Indonesia digagas oleh, salah satunya, Titus Brandsma.
Link berita promulgasi, dalam bahasa Italia, ada di sini.
Bertepatan dengan momen ini, saya ingin membagikan sebuah tulisan lama saya dari novisiat mengenai Beato Titus Brandsma.
TITUS BRANDSMA
Titus, membawa Kristus kepada sesama dengan segala kemampuannya
Titus Brandsma
lahir pada tanggal 22 Februari 1881 di Wonseradeel, Frisia, Belanda Utara.
Dengan nama kecil Anno Sjoerd Brandsma, ia lahir dari pasangan Titus
Hendrikzoon Brandsma dengan Tjitsje Annes Postma. Ia dibesarkan di sebuah desa
pertanian Oegeklooster. Di sana, agama Katolik adalah agama minoritas
dibandingkan dengan agama Kalvinis. Ia adalah anak kelima dari enam bersaudara.
Ia masuk ke
seminari menengah milik Fransiskan di Megen pada usia 11 tahun. Ia masuk
novisiat Karmel di Boxmeer pada 17 September 1898. Profesi pertamanya diucapkan
setahun kemudian – dengan nama biara Titus, nama bapaknya –, lalu ia belajar
filsafat. Ketika kuliah, Titus sudah menunjukkan minatnya yang besar pada
teologi mistik dan asketik.
Kudus sedari belia.
Pada 17 Juni
1905, Titus ditahbiskan menjadi seorang imam oleh uskup dari Herzogenbosch.
Sesudah itu, ia ditugaskan untuk belajar filsafat di Universitas Gregoriana dan
Leonina, Roma. Karena kesehatannya buruk, studinya agak terhambat. Ia lebih
banyak berbaring di tempat tidur. Pernah ia memaksakan diri mengambil ujian
kendati ia sedang sakit berat. Ia gagal dalam ujian itu. Ia kembali ke Belanda
dan belajar lagi. Berkat bantuan romo prokurator jenderal di Roma, ia kembali
lagi ke Roma. Kali ini ia berhasil mendapatkan gelar doktor pada tahun 1909.
Kemudian ia menjadi dosen filsafat dan teologi mistik di seminari Karmel Oss.
Pada 1923,
Titus membantu Gereja Katolik Belanda mendirikan Universitas Katolik Nijmegen.
Di situ pula, ia dipercaya untuk mengetuai bidang studi filsafat dan sejarah
mistik. Pada tahun1932, Titus diangkat menjadi Rektor Agung di Universitas
tersebut.
Tidak lelah mencintai Tuhan dengan segala karyanya
Titus Brandsma
memiliki karya yang beragam di berbagai bidang. Di bidang jurnalistik, ia
membantu penerbitan majalah Maria Carmelrosen
dan memulai jurnal ilmiah tentang spiritualitas, Ons Geestelijk Erf. Ia kemudian diangkat menjadi moderator Asosiasi
Jurnalis Katolik Belanda, dan menjadi redaktur koran De Gelderander. Titus aktif pula dalam bidang usaha ekumene
penyatuan Gereja-gereja Timur. Setidaknya, Titus menjadi anggota aktif 30
organisasi budaya, religius, dan ilmiah pada waktu itu.
Perjuangan
Titus untuk menegakkan keadilan dimulai sejak sebelum Jerman menguasai Belanda
pada Mei 1940. Titus memberi materi kuliah dan menulis artikel-artikel yang
berisi peringatan akan bahaya paham Sosialis Nasional dan Nazisme yang pada
waktu itu menindas orang-orang Yahudi.
Pada 10
Desember 19401, Departemen Informasi Jerman mengeluarkan kebijakan bahwa pers Katolik
tidak boleh lagi menolak propaganda-propaganda Partai Sosialis Belanda. Titus
menanggapi kebijakan itu dengan menyurati para editor dan jurnalis demikian,
“Propaganda yang disebut oleh Departemen Informasi harus ditolak. Ini sudah
melewati batas toleransi.” Titus kemudian mengunjungi semua editor secara
pribadi untuk memperoleh dukungan.
Ia ditangkap oleh intel Nazi di Karmel Nijmegen pada 9 Januari 1942. Ia dipenjarakan di Scheveningen. Ia dipindahkan lagi ke kamp konsentarsi Dachau, dan mendapat suntik mati pada 26 Juli 1942. Jenazahnya dibakar dan dibuang oleh Nazi bersama abu jenazah tahanan lain. Setelah perang, mereka yang dibebaskan dari Dachau memberikan banyak kesaksian tentang kesalehan hidup Titus dan bantuan-bantuan rohaninya kepada banyak orang selama di penjara.
Di penjara pun, ia bersemuka dengan Allah
Pada 3 November 1985, Titus
Brandsma digelari beato oleh Paus Yohanes Paulus II di Basilika St. Petrus,
Roma. Sementara, pada 25 November 2021, mujizat kedua yang terjadi berkat perantaraan Beato Titus Brandsma diakui oleh Sri Paus. Kanonisasi direncanakan digelar pada tahun 2022.
AJARAN BEATO TITUS BRANDSMA
1. Kerendahan Hati
Dalam banyak
buku, Titus Brandsma digambarkan sebagai seorang yang rendah hati meski ia
adalah orang yang sangat pandai. Ia kerap memperingatkan mereka yang
berpendidikan akademi akan bahaya sikap congkak ilmiah. Suatu ketika pada 1934,
ia berbicara kepada para romo Karmel di Nijmegen demikian, “Para frater
mahasiswa sangat saya anjurkan untuk setiap pagi membaca permulaan Surat
Pertama Rasul Paulus kepada Umat Korintus. Di situ Paulus berbicara tentang
orang-orang bodoh, yang menganggap dirinya pandai. ... Lebih baik menjadi orang
saleh yang tak berpendidikan daripada menjadi intelek yang tak berhati.”
Selain itu,
dalam hidup di biara, Titus Brandsma senantiasa berlaku taat kepada prior, bahkan
saat ia sudah sebagai profesor universitas. Untuk mengeposkan surat saja, Titus
minta izin kepada prior.
Bercengkrama dengan saudara itu perlu!
2. Rela Menolong Sesama
Titus Brandsma terkenal sebagai orang yang suka menolong. Meskipun ia adalah orang yang sangat sibuk, ia tetap mau menolong. Ia menyempatkan diri, setiap Minggu pagi, memimpin misa di sebuah rumah jompo, meskipun rumah itu tidak mampu untuk meemberi stipendium kepada Titus. Ia menolong tidak hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam hal nonmateri. Ketika suatu kali ada 12 orang Yahudi tiba di penjara Amersfoort, Titus bersedia dimintai bantuan untuk menghibur mereka, karena mereka nampak sangat tertekan.
Mengajar pun juga membantu orang lain
3. Penuh Cinta dan Ramah kepada Semua Orang
Titus Brandsma
senantiasa bersikap ramah terhadap semua orang tanpa kecuali. Ia bersikap baik
kepada para saudara sebiara, rekan sejawat, bahkan kepada para mahasiswa yang
lebih muda darinya; juga kepada orang-orang Yahudi, orang-orang Protestan, dan
kepada tentara yang ada di kamp-kamp yang ditempatinya.
Komentar
Posting Komentar